Ragam Rupa Jalan Terjal Mewujudkan Pasar Brantas
Ragam Rupa Jalan Terjal Mewujudkan Pasar Brantas

Ragam Rupa Jalan Terjal Mewujudkan Pasar Brantas

Sejak Q2 tahun lalu, saya meluangkan waktu untuk beride guna kampung halaman di Jawa Tmur. Akhirnya setelah membaca berbagai referensi, saya ingin sekali membuat pasar warga tematik yang diadakan secara reguler. Berikut ini cerita bagaimana saya mendorong, membiayai, mengelola, dan mewujudkan Pasar Brantas namanya bersama warga desa di sana.

Brantas, Lanskap Alam Jawa Timur

Jawa Timur merupakan provinsi yang dianugerahi berbagai kekayaan oleh Tuhan Yang Maha Esa baik itu sumber daya manusia, sumber daya alam, sejarah, seni, budaya, dan tradisi serta berbagai aspek lainnya. Sesuatu yang perlu kita syukuri, banggakan, kemudian kembangkan untuk sebesar-besar kemanfaatan bersama. Jombang, salah satu kabupaten di provinsi ini juga diberi berkah yang sama. Jombang terdiri dari 21 kecamatan, 301 desa, dan 5 kelurahan menjadikan wilayah rural atau pedesaan menjadi sentra penting dalam pengembangan perekonomian di kabupaten ini. Pembangunan wilayah pedesaan ini penting mengingat mayoritas masyarakat memang tinggal di daerah pedesaan. Mengutip pada laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, disebutkan bahwa pembangunan pedesaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakatnya, ini sesuai dengan amanat UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Cara yang dilakukan adalah mendorong pembangunan desa yang mandiri dan berkelanjutan, yang punya ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dari sini dapat diketahui tentang pentingnya pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dengan memperhatihan tiga aspek yakni sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan sendiri adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan (Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).

Pembangunan berkelanjutan ini juga harus diupayakan di Kabupaten Jombang. Jombang memiliki lanskap alam yang beragam mulai dari dataran rendah, daerah aliran sungai, sampai pegunungan dengan bentang lahan pertanian dan perkebunan yang dominan. Keberadaan alam ini sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan agar dapat terus menopang pembangunan ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Salah satu bentang alam tersebut adalah aliran Sungai Brantas atau Kali Brantas. Sungai Brantas adalah sungai terpanjang ke-2 di Pulau Jawa yang mengalir melalui beberapa kabupaten dan kota di Jawa Timur seperti Kota Malang, Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Kediri, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Sidoarjo. Di Mojokerto, sungai ini terpecah menjadi dua yakni Sungai Porong yang mengalir ke Sidoarjo dan Kali Mas yang mengalir ke Kota Surabaya. Sungai ini memegang peran sagat krusial sebagai sumber air untuk area pertanian serta kebutuhan rumah tangga, penunjang transportasi sungai yang menghubungkan sisi satu dengan sisi lainnya, area edukasi dan rekreasi, dan fungsi penting lainnya. Bahkan menurut salah satu catatan sejarah, keberadaan sungai ini sudah sangat strategis bahkan sejak zaman Kerajaan Kahuripan. Salah satu desa di Jombang yang berbatasan langsung dengan Sungai Brantas adalah Desa Ngogri di Kecamatan Megaluh. Desa ini memiliki beberapa dusun seperti Ngogri, Sono, Dempok, Pulodadi, dan Beweh. Letaknya sekitar 8 kilometer dari pusat kabupaten dan dapat dicapai dengan jalur darat. Secara landskap, Desa Ngogri adalah desa dataran rendah dengan area persawahan yang luas merupakan mayoritas bentang alam di desa ini. Penduduk Desa Ngogri mayoritas bekerja sebagai petani atau buruh tani serta sektor informal lainnya.

Sejatinya tantangan serupa menurut kami juga dihadapi oleh desa-desa lainnya di Kabupaten Jombang. Dalam konteks lingkungan, ini tentu tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Sungai Brantas sebagai salah satu lanskap utama di Desa Ngogri. Beberapa hal terkait dengan kelestarian lingkungan ini antara lain:

  1. Belum adanya kesadaran kolektif tentang pengelolaan sampah yang lestari
  2. Masih adanya praktek pembuangan sampah atau limbah ke aliran Sungai Brantas atau anak sungainya, termasuk limbah plastik yang mendorong potensi mikro plastik di air Sungai Brantas
  3. Bahkan tentu dalam konteks perubahan iklim, maka pemahaman isu ini masih rendah padahal selama ini mereka yang bekerja di sektor pertanian sangat terdampak karena perubahan pola cuaca yang mempengaruhi pola tanam dan hasil panen

Ide Pembangunan yang Segar

Pembangunan berkelanjutan bukan hanya menjadi domain dan kewajiban pemerintah desa semata, namun seluruh lapisan masyarakat bisa memainkan peran sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Pelestarian lingkungan menjadi salah satu kunci. Menurut desk study, kami bahwa upaya-upaya untuk mengajak masyarakat melestarikan lingkungan akan sulit dilakukan jika mereka tidak mendapat manfaat secara langsung atau tidak langsung. Faktanya memang begitu bahwa berbagai advokasi pelestarian lingkungan akhirnya berjalan di tempat atau bahkan berhenti total. Dengan demikian, perlu pendekatan ide-ide pembangunan yang kiranya bisa memberikan kontribusi pada ekonomi, sosial, dan lingkungan sekaligus. Desa Ngogri telah ditetapkan sebagai desa wisata oleh Pemkab Jombang dan dari tahap pengembangannya merupakan desa wisata rintisan. Dengan demikian, ide pembangunan perlu didorong untuk mengoptimalkan aspek kreativitas warganya sejalan dengan pembangunan daya tarik wisata di desa ini. Setelah melakukan rangkaian diskusi dan brainstorming dengan berbagai pihak, akhirnya tercetuslah ide untuk mengadakan event desa yang regular, yang kemudian kami namakan Pasar Brantas. Dari namanya pasar berarti tempat bertemu pembeli dan penjual untuk kemudian bertransaksi. Brantas adalah nama sungai yang melewati Desa Ngogri. Pasar Brantas secara umum bisa berarti:

  1. Pasar yang terletak di pinggir Sungai Brantas
  2. Pasar yang terinspirasi dari Sungai Brantas
  3. Pasar yang ingin memberikan manfaat untuk Sungai Brantas

Pasar Brantas adalah event pasar warga yang diadakan sebulan sekali sejak September 2023 dan per April 2024 ini sudah memasuki gelaran yang ke-8. Pasar ini digerakkan secara gotong royong sebagai semangat yang sudah lama ada di masyarakat Ngogri. Secara pelaksanaan pasar ini merupakan kolaborasi antara Brantas Lestari (inisiatif independen untuk pelestarian Sungai Brantas) serta pemerintah dan warga Desa Ngogri. Sejatinya konsep pasar warga tematik sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Salah satu pionir adalah Pasar Papringan yang ada di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, yang diinisiasikan oleh Spedagi dan Komunitas Paspring Ngadiprono. Pasar warga tematik ini kemudian bermunculan di berbagai daerah lainnya di Indonesia dengan kemasan atau tujuan yang mungkin berbeda satu sama lain. Ide penyelenggaraan Pasar Brantas ini kami bisa bilang segar karena beberapa alasan berikut:

  1. Penyelenggaraan event pasar rutin pertama kali yang dilakukan di Desa Ngogri
  2. Pelibatan masyarakat dari berbagai kalangan mulai dari pemerintah desa, komunitas, grup seni, sekolah
  3. Pelibatan masyarakat lintas gender dan usia
  4. Pengelolaan oleh, dari, dan untuk masyarakat

Awal yang Tidak Mudah

Untuk menyelenggarakan acara yang berkesinambungan, dimana warga belum punya banyak pengalaman serupa tentu tidak mudah. Dalam budaya Jawa dikenal istilah babat alas atau membabat alas. Bukan dalam artian sebenarnya membuka hutan tapi lebih ke memulai sesuai dari nol. Dan ini pula yang dilakukan ketika ide pasar tematik ini muncul. Beberapa tantangan yang dihadapi adalah dari segi tata kelola, pembiayaan, penyajian pasar, pengaturan pedagang, serta jumlah pengunjung. Terkait tata kelola, dibentuk panitia dengan posisi, tugas, dan kewenangan yang jelas. Memang tidak mudah untuk mendorong orang untuk ikut berperan apalagi ini adalah pekerjaan yang tidak dibayar alias pro bono. Beberapa orang terlihat sangat aktif namun beberapa lainnya kurang berinisiatif. Selain itu pelibatan orang-orang muda juga menjadi tantangan tentang bagaimana menarik minat mereka untuk ikut berperan serta membuat generasi yang lebih tua lebih memberikan kepercayaan kepada orang-orang mudanya. Tantangan kedua adalah pembiayaan. Tentu untuk menyelenggarakan pasar diperlukan lokasi, peralatan, serta logistik pendukung lainnya. Syukurnya ada warga desa yang bersedia meminjamkan sepetak lahan kebun kosong untuk lokasi pasar. Lokasinya tepat di tepi anak Sungai Brantas. Terkait dengan peralatan, juga ada warga desa yang meminjami berbagai peralatan dan juga logistik hiasan. Bedeng-bedeng atau stand pasar dibuat dari bahan alam yakni alang-alang yang tumbuh subur di sekitar Sungai Brantas.

Penyajian pasar dibuat memang dalam suasana atau vibe tradisional atau zaman dulu. Ini yang masih menjadi pekerjaan besar karena beberapa pedagang sulit atau tidak mau memakai pakaian tradisional. Selain itu juga memang diupayakan pasar ini bebas penggunaan plastik sekali pakai dan bebas sampah. Ini masih berproses karena untuk mengubah kebiasaan tertib sampah memang butuh waktu. Tantangan terkait jumlah pedagang karena awalnya sulit mendorong orang untuk jualan di pasar ini. Namun karena penyelenggaraan pasar yang konsisten dilakukan sejak September 2023 lalu, makin banyak orang yang berminat berdagang di sini. Total ada 20 lebih pedagang yang ikut meramaikan pasar. Mayoritas adalah berdagang kuliner namun ada juga yang berdagang kerajinan. Omset dari penyelenggaraan pasar ini mencapai jutaan dan transaksi jual beli dilakukan dengan menggunakan uang koin yang disebut keping Brantas. Pengunjung menukarkan uang 2.000 rupiah dan akan mendapatkan satu keping Brantas, berlaku untuk kelipatannya. Nah, kalau tantangan terkait jumlah  pengunjung,  salah  satu  cara  untuk  menarik  pengunjung  adalah  dengan penyelenggaraan berbagai event atau lomba tematik. Sampai Maret 2024 ini, beberapa lomba yang pernah diadakan adalah lomba menggambar, lomba mewarnai, lomba tartil Al Qur’an, dan lomba pujian spesial Ramadhan. Keberadaan lomba ini menarik banyak partisipasi anak-anak karena memang di daerah ini jarang diselenggarakan lomba serupa. Informasi lebih lanjut tentang Pasar Brantas bisa diakses di instagram @pasarbrantas.

Terima Kasih untuk Terus Bertumbuh

Terlepas dari banyaknya tantangan atau bahkan bisa dibilang drama yang ada, tapi komitmen saya akan Pasar Brantas tentu sangat besar. Hampir 80% peralatan yang digunakan saat Pasar Brantas adalah yang saya miliki atau punyai. Selain itu juga secara ide dan konsep acara, saya termasuk ada di baliknya. Juga tentunya dalam pembuatan konten sampai pengelolaan media sosial, saya banyak dibantu oleh anak-anak muda Desa Ngogri. Pelaksanaan Pasar Brantas ini tidak bisa dipisahkan dari peran warga baik yang menjadi panitia yang di awal pelaksanaannya dibantu oleh teman-teman mahasiswa-mahasiswi yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata dari Universitas Wahab Hasbullah Jombang.

Secara dampak, Pasar Brantas terus memberikan dampak sebagai berikut:

Dampak ekonomi

  1. Jumlah penjual: Jumlah penjual maksimal yang berjualan di Pasar Brantas adalah 22 penjual sesuai dengan jumlah stand penjual. Jumlah ini kadang berubah karena ada penjual yang tidak bisa jualan saat hari-H Pasar Brantas
  2. Jenis produk yang dijual: Jika dilihat dari jenis produk yang dijual maka: Makanan > 15 jenis Minuman > 10 jenis Kriya > 5 jenis Kami masih berupaya untuk melakukan pendataan detail akan produk tersebut.
  3. Jumlah nilai omset: Dari 8 kali penyelenggaraan Pasar Brantas, total omset atau uang berputar adalah 16.434.000 rupiah. Dengan kata lain rata-rata omset adalah di angka 2.054.250 rupiah di tiap penyelenggaraan Pasar Brantas.
  4. Uang kas panitia: Uang kas panitia mengalami dinamika naik turun karena penggunaannya untuk operasional Pasar Brantas. Namun saldo selalu surplus dan saat ini ada di angka 340.000 rupiah. Kami membuat satu rekening bank baru yang khusus digunakan untuk Pasar Brantas.
  5. Jumlah produk UMKM baru hasil intervensi Pasar Brantas: Total ada 2 jenis produk baru yakni kerajinan dari cangkang bekicot dan pouch kain.

Dampak sosial

  1. Total jumlah panitia: Total jumlah panitia adalah 36 orang.
  2. Total jumlah pengunjung: Dari 8 kali penyelenggaraan Pasar Brantas, total pengunjung adalah 1.753 orang. Dengan kata lain ratarata jumlah pengunjung adalah 219 orang di tiap penyelenggaraan Pasar Brantas
  3. Jumlah peserta lomba: Dari total 4 lomba yang diselenggarakan, total peserta adalah 76 peserta atau 19 peserta per lomba.
  4. Jumlah penampil seni: Total penampil seni ada sekitar 48 orang atau rata-rata 6 penampil seni di tiap penyelenggaraan Pasar Brantas.
  5. Jumlah karya seni yang dihasilkan: Selama ini, ada: 2 lagu kreasi baru, 2 puisi tentang Sungai Brantas, dan 22 parikan tentang Sungai Brantas

Dampak lingkungan

  1. Jumlah konten edukasi lingkungan berupa poster atau bahan bacaan: Selama ini, ada konten tentang informasi dasar Sungai Brantas, konten tentang flora Sungai Brantas, konten tentang fauna Sungai Brantas, konten tentang ancaman terhadap Sungai Brantas, konten tentang bahaya mikroplastik, dan konten tentang pengelolaan sampah lestari Contohnya bisa dilihat di lampiran.
  2. Jumlah peserta sharing pengelolaan sampah lestari: Atas pelaksanaan sharing session yang baru sekali kami lakukan, pesertanya mencapai 12 orang.
  3. Jumlah peserta pre-event: Resik Resik Rek: Atas pelaksanaan Resik-Resik Rek yang baru dua kali kami lakukan, pesertanya mencapai 64 orang.

Mengingat beragamnya dampak yang diberikan oleh Pasar Brantas ini, maka sudah sejatinya jika pasar ini terus dilanjutkan. Ya Pasar Brantas akan ada terus mengalir sepanjang Sungai Brantas airnya juga terus mengalir. Semoga ke depannya Pasar Brantas bisa menjadi lebih baik dan bisa mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *