Perjalanan Njombangan di Tahun 2023: Mencoba Terus Eksis di Tengah Banyak Tantangan dan Pesimisme
Perjalanan Njombangan di Tahun 2023: Mencoba Terus Eksis di Tengah Banyak Tantangan dan Pesimisme

Perjalanan Njombangan di Tahun 2023: Mencoba Terus Eksis di Tengah Banyak Tantangan dan Pesimisme

Perjalanan setahun terdiri dari 365 hari. Panjang atau pendeknya tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Njombangan sebagai inisiatif yang mulai tahun 2017 terus bertahan sampai sekarang dan terus berkegiatan memberikan dampak baik bagi beberapa pihak. Tahun 2023 termasuk tahun yang melelahkan dan ada banyak sekali hal yang keluarga besar Njombangan lakukan. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta menyukseskan Njombangan. Semoga bisa menjadi ladang pahala bagi teman-teman semua. Berikut ini adalah rupa-rupa cerita menarik Njombangan selama setahun yang lalu.

Lahirnya Beberapa Grup Seni Budaya Baru

Njombangan kembali menelurkan beberapa grup seni baru yakni gejok lesung Guyub Rukun, hadroh Rahmatan Lil Alamin, serta karawitan perempuan Purnama Laras. Gejok lesung adalah seni musik dan suara dengan menggunakan lesung dan alu yang mana alu dipukulkan dengan tempo yang berbeda dan cara yang berbeda pula, menghasilkan nada yang unik dan merdu. Gejok lesung adalah seni khas masyarakat agraris karena lesung alu sejatinya alat untuk menghaluskan padi atau hasil tani lainnya. Nah di sela-sela masa tanam atau menunggu panen, biasanya petani membunyikan lesung dan alu ini sebagai hiburan sembari menyanyikan lagu-lagu tradisional atau Jawa. Guyub Rukun beranggotakan sekitar 15 orang ibu-ibu dan mbak-mbak. Grup ini bisa dibilang satu dari kurang dari lima grup gejok lesung yang ada di Kabupaten Jombang.

Grup kedua adalah hadroh Rahmatan Lil Alamin. Hadroh adalah seni musik yang berasal dari Timur Tengah. Kita mungkin lebih akrab dengan alat musik terbang dan seni terbangan. Hadroh juga menggunakan terbang sebagai salah satu instrumen musiknya selain beberapa instrumen musik lainnya. Hadroh menjadi media syiar karena lagu-lagu yang dimainkan biasanya lagu-lagu Islami serta sholawatan. Grup ketiga adalah karawitan perempuan Purnama Laras. Grup ini juga bagian dari New Kuda Purnama, grup karawitan yang juga dibuat oleh Njombangan. Purnama Laras ini menjadi klangenan atau kangen-kangenan bagi generasi tua yang dulu pernah atau sering mendengar suara gamelan atau bahkan memainkannya namun karena sudah lama sekali puluhan tahun tidak ada set gamelan di daerah mereka, sehingga mereka seperti terputus dari gamelan sepanjang waktu itu. Bagi generasi yang lebih muda, maka Purnama Laras ini menjadi tempat belajar akan seni musik adi luhur peninggalan leluhur. Semua grup seni budaya ini terbuka untuk umum dan gratis. Bagi yang berminat, maka silahkan untuk langsung datang ke lokasi yakni Dusun Ngogri, Desa Ngogri, Kabupaten Nombang, Jawa Timur.

Derap Suara Lomba Opyak Njombangan

Njombangan bersama dengan Pemerintah Desa Ngogri sukses mengadakan Lomba Opyak Njombangan pada Sabtu, 18 November 2023 di Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh. Opyak adalah tradisi masyarakat desa berupa aktivitas ronda malam dengan tujuan menjaga keamanan. Opyak atau di daerah lain dikenal dengan sebutan patrol, dilakukan dengan membunyikan alat seperti kentongan, instrumen gamelan, alat masak, botol atau alat sederhana lainnya. Masyarakat desa biasanya mengadakan opyak setiap hari pada dini hari dengan berkeliling desa. Mereka membuat jadwal pembagian berdasarkan urutan RT atau pertimbangan lain. Opyak keliling wilayah desa ini selain dengan membunyikan berbagai peralatan itu juga disertai dengan lagu yang dinyanyikan oleh orang-orang yang melakukan opyak ini.

Acara dibuka dengan berbagai sambutan mulai dari Ketua Panitia (Mas Johan), Kepala Desa Ngogri, dan perwakilan Kecamatan Megaluh. Dilanjutkan dengan pemukulan gong oleh Kepala Desa Ngogri diikuti dengan pemukulan kenthongan oleh para dewan juri. Selain itu ada juga penampilan tari remo oleh mas Geta yang merupakan pemuda Ngogri serta penampilan grup gejok lesung Guyub Rukun yang menyanyikan empat lagu yakni Tombo Ati, Taman Jurug, Caping Gunung, dan Lali Janjine.

Peserta dinilai dari empat kriteria yakni keserasian gerakan, kostum kreatif, kualitas suara, dan ekspresi & semangat. Dewan juri terdiri Mas Johar Zauhariy selaku pendiri dan inisiator Njombangan, Guk Rezha dan Yuk Marchella selaku Duta Wisata Jombang, dan Mas Syechjord selaku pendiri Mojoagung Gamelan Heritage. Penilaian dilakukan berdasarkan empat kriteria yakni kreativitas kostum, semangat dan ekspresi, kekompakan gerakan, dan kualitas suara. Tiap kriteria memiliki pembototan masing-masing. Penilaian dilakukan dengan obyektif dan bebas dari adanya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Total ada 14 peserta yang terdaftar namun 3 tim akhirnya mengundurkan diri. 11 tim yang ikut serta adalah Barokah, Subur Makmur, Arjuno, Kejora, Mawar Merah, Besut, Purnama, Dewi Bulan, Panca Maheswari, Salasika, Gerabah. Setelah dilakukannya rangkaian penilaian akhirnya yang menjadi juara 1, 2, 3, dan favorit berturut-turut adalah grup Gerabah, Salasika, Panca Maheswari, dan Dewi Bulan.

Penyelenggaraan lomba ini terbukti mendapat antusiasme yang luar biasa dari penduduk desa. Ratusan orang menonton ajang ini dari awal sampai akhir. Diharapkan ajang ini bisa menjadi flagship event tahunan Njombangan dan diselenggarakan lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang. Selain itu ada juga undian doorprize untuk peserta yang ikut lomba. Ada 10 hadiah berupa produk UMKM khas Jombang.

Terpilih dalam Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan BPK Wilayah XI Jawa Timur

Alhamdulilah grup karawitan dan campursari New Kuda Purnama (NKP) milik Njombangan terpilih sebagai grantee (penerima bantuan) dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (Jawa Timur). Acara penyerahan bantuan/ grant dilakukan di Hotel Ayola, Sunrise Mall, Kabupaten Mojokerto pada Rabu, 2 Agustus 2023. NKP diwakili oleh dua orang yakni Mas Yoyok Budi Utomo dan Bapak Timbul Wijaya.

Setelah melewati berbagai rangkaian proses yang panjang, akhirnya dari 121 proposal dari berbagai grup seni dan budaya di Jawa Timur, NKP bisa lolos sampai tahap akhir. Proses tersebut mulai dari seleksi administrasi sampai verifikasi lapangan. Verikasi lapangan dilakukan oleh dua orang perwakilan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur yakni Ibu Eva dan Bapak Kartono beberapa minggu lalu.

NKP juga merupakan satu-satunya grantee dari Kabupaten Jombang. Grantee lainnya berasal dari berbagai kabupaten dan kota lainnya di Jawa Timur. NKP menjadi bentuk pilot project atau proyek percontohan pelestarian seni budaya berbasis masyarakat yang sudah Njombangan dampingi dan danai 3 tahun ke belakang. Perlahan tapi pasti, berkat kerja keras dan komitmen seluruh keluarga besar NKP, grup ini mulai menemukan bentuknya.

Grant yang didapat akan digunakan sesuai peruntukan yang diusulkan yakni penciptaan 10 lagu gending baru. Lagu yang terinspirasi dari kehidupan desa, masyarakat agraris, lingkungan, Sungai Brantas dan dinamikanya. Selain itu kegiatan kedua adalah pendokumentasian 11 tembang macapat. Kegiatan ini akan berlangsung selama kurang lebih tiga bulan dimulai di Agustus tahun ini. Grant ini adalah institutional financial assistance pertama yang diterima oleh NKP. Dan ini juga pertama kalinya Njombangan mendorong grup seni budaya di bawah naungannya untuk mengajukan institutional financial assistance. Njombangan ingin memastikan bahwa grup seni budaya ini sudah siap baik secara SDM, tata kelola, dan kualitas pertunjukan sebelum diajukan ke pihak eksternal untuk kesempatan asistensi dalam bentuk apapun. Semoga dengan adanya grant ini bisa memberikan kebaikan dan keberkahan tidak hanya untuk NKP tapi juga pelestarian seni budaya di Jombang secara umum.

Njombangan Menjadi Juara 2 dalam Lomba Krenova Kabupaten Jombang Tahun 2023

Njombangan terpilih menjadi juara 2 ajang Krenova Tahun 2023 yang diadakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jombang. Dengan mengusung tema proposal Njombangan Messem (Mewujudkan Ekosistem Seniman-Seniwati yang End-to-End dan Madani), Njombangan menjadi satu-satunya finalis yang mengusung ide berbasis seni dan budaya. Melalui Njombangan Messem ini, Njombangan ingin mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk ikut serta dalam memainkan perannnya masing-masing dalam mempromosikan dan melestarikan seni dan budaya Jombang. Selain itu, Njombangan juga menawarkan berbagai inisiatif yang memberikan jawaban atas tantangan dalam pelestarian dan promosi seni budaya di Jombang tersebut.

Rangkaian penjurian ajang Krenova 2023 ini berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama adalah penjurian berbasis dokumen proposal yang sebelumnya dikirimkan ke panitia. Setelah penjurian ini, Njombangan masuk 10 besar yang kemudian kami melakukan presentasi di hadapan dewan juri. Total ada lima juri yang hadir di gedung Bappeda saat itu. Setelah sesi presentasi ini, Njombangan dinyatakan lolos lima besar dan berlanjut ke babak kunjungan lapangan.

Njombangan bersyukur karena dalam babak kunjungan lapangan ini dibantu oleh banyak pihak. Mulai dari Pemerintah Desa Ngogri, grup jaranan New Kuda Purnama, dan grup gejok lesung Guyub Rukun.  Rombongan juri dan panitia sampai di Desa Ngogri tepatnya di Kantor Desa Ngogri pada siang hari. Rombongan disambut oleh tari jaranan anak-anak dimana tiga orang anak menampilkan jaranan, jepaplok, dan ganongan. Mereka menari dengan semangat untuk menyambut para tamu. Njombangan mengucapkan terima kasih atas untuk semua warga desa yang telah ikut serta menyukseskan kunjungan lapangan ini. Semoga menjadi pengalaman dan berkah bersama.

Dokumentasi Ragam Pujian

Njombangan bisa melaksanakan inisiatif untuk mendokumentasikan ragam pujian terutama yang ada di Dusun Ngogri, Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Pujian adalah lantunan kalimat dalam Bahasa Arab, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia atau campuran dari bahasa tersebut yang dilakukan setelah adzan dan sebelum iqomat. Pujian ini menjadi salah satu bentuk budaya/kebiasaan dan kearifan lokal dari banyak masyarakat seperti masyarakat Dusun Ngogri. Tidak hanya di sini, pujian juga umum ditemukan di daerah pedesaan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sekitarnya. Namun mungkin ada beberapa persamaan dan ada perbedaan antara daerah satu dengan lainnya.

Melestasikan pujian ini sangat penting karena pujian mengandung banyak nasehat atau pengingat atau pitutur yang syarat akan nilai-nilai kebaikan. Pujian pun ada aneka rupa dan ragam baik yang pujian lama maupun pujian baru. Pelestarian budaya atau kebiasaan bertutur di banyak daerah menghadapi kendala yang serupa atau serupa tapi tak sama, sebagai berikut:

  1. Tidak adanya dokumentasi dalam bentuk foto dan/ atau video
  2. Kurangnya transfer pembelajaran dari satu generasi ke generasi lainnya
  3. Kurangnya minat masyarakat untuk mempelajarinya

Begitu juga dengan pujian di Dusun Ngogri, maka penting untuk melakukan pendokumentasian sehingga pujian ini bisa terus “hidup” serta bisa dipelajari secara lestari antara generasi satu ke generasi berikutnya. Kegiatan Dokumentasi Ragam Pujian ini adalah inisiatif sudah terbersit sejak lama. Syukurnya di akhir 2023, akhirnya ide ini bisa terwujud. Kegiatan ini akhirnya menghasilkan Hasil Dokumentasi Ragam Pujian di Masjid & Musholla di Dusun Ngogri, yang bisa menjadi acuan semua orang. Kegiatan ini melibatkan belasan orang kontributor dan relawan yang mewakili 3 musholla dan masjid di Dusun Ngogri yakni Musholla Nurul Jannah, Musholla Al Ikhlas, Musholla Al Amir, dan Masjid Besar Nuruddin. Kegiatannya sendiri dilakukan di Masjid Besar Nuruddin.

Salah satu temuan menarik adalah ada beberapa pujian yang memiliki lebih dari 1 versi. Akhirnya terdata ada lebih dari 30 pujian dengan pitutur yang sangat menarik dan arti yang mendalam. Beberapa mungkin belum ada judul pujian secara resmi sehingga kami inisiatif untuk memberikan judul sendiri. Lebih penting lagi, semoga ke depannya ada kemauan dan pembelajaran pujian, terutama pujian versi lama, bagi generasi pemuda dan remaja. Pembelajaran yang bisa dimulai dari skala ruma h, sekolah, atau taman pendidikan agama/ Al Qur’an.

Njombangan mengucapkan terima kasih kepada Bapak-Bapak, Mas-Mas, dan Adek-Adek yang terlibat dalam kegiatan ini. Sebaik ingatan saya, bahwa kegiatan ini adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan di Dusun Ngogri. Kami melihat antusiasme sekaligus rasa grogri dari pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Wajar sekali untuk hal dan pengalaman pertama. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada tim panitia yang telah membantu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut kegiatan ini.

Pelaksanaan Program Jombang Sambang Sedulur dan Jombang Heritage Walk

Njombangan untuk pertama kalinya melaksanakan program Jombang Sambang Sedulur dan Jombang Heritage Walk. Jombang Sambang Sedulur adalah kunjungan ke kediaman seniman atau seniwati. Tujuannya antara lain untuk berjejaring dengan mereka, mempromosikan keberadaan mereka, mengajak peserta acara untuk belajar langsung dari mereka, serta menumbuhkan kesadaran akan menghargai keberadaan mereka. Bentuk kegiatannya adalah mendengar cerita, tanya jawab, foto bersama serta pemberian apresiasi kepada seniman atau seniwati yang dikunjungi berupa paket sembako, piagam, dan merchandise Njombangan. Pada 2023, Njombangan melaksanakan Jombang Sambang Sedulur dua kali yakni ke seniman dalang wayang klitih di Plandaan serta seniman tari sandur Manduro di Kabuh. Kami senang bisa terhubung dengan mereka dan memberikan apresiasi secara langsung. Terima kasih telah selalu melestarikan seni budaya dengan cara masing-masing.

Kegiatan kedua yang kami lakukan adalah Jombang Heritage Walk yaitu kegiatan wisata jalan kaki dari satu obyek ke obyek yang lain dengan rute yang telah ditentukan. Peserta akan dipandu oleh pemandu profesional yang menjelaskan sisi sejarah dan aspek menarik lainnya dari heritage Jombang sepanjang rute yang dilalui. Rute sudah ditentukan oleh Njombangan berdasarkan masukan dari pemandu profesional. Rute ini akan membawamu ke pengalaman wisata yang menyenangkan dimana kamu bisa rekreasi sambil belajar. Kegiatan ini dipandu oleh pemandu wisata atau ahli sejarah Jombang. Tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pemandu wisata atau sejarah, peserta juga berkesempatan untuk mendapatkan berbagai hadiah menarik dari Njombangan. Njombangan telah dua kali melaksanakan Jombang Heritage Walk ini. Yang pertama adalah rute Alun-Alun – Kebon Rojo dan yang kedua adalah rute Kebon Rojo – Jalan Wachid Hasyim. Acara ini termasuk seru karena memang jarang diadakan walking tour di Jombang.

Tawa Canda Anak-Anak dalam Lomba Jaranan Njombangan Tahun 2023

Njombangan kembali menyelenggarakan lomba jaranan untuk anak-anak. Lomba ini terbuka untuk umum dan dapat diikuti secara gratis. Peserta bisa memilih  apakah akan menari jaranan, bapang, atau celeng. Peserta dinilai berdasarkan beberapa kriteria yakni ketegasan dan ragam gerakan, kostum, serta ekspresi serta dinilai oleh tiga juri. Peserta tampak antusias begitu juga penonton. Lomba ini memang bertujuan untuk menjadi wadah penyaluran minat dan bakat akan seni budaya jaranan anak-anak serta menjaring bibit muda untuk pelestarian jaranan ke depannya. Kegiatan ini adalah yang kedua kali setelah yang pertama yang kami lakukan di tahun 2022. Pemenang mendapat hadiah berupa uang tunai, piala, piagam, serta merchandise New Kuda Purnama. Semua peserta juga mendapat merchandise tersebut. Selamat untuk seluruh pemenang dan terima kasih untuk semua peserta. Semangat selalu!

Buku Kompilasi Parikan Njombangan Tahun 2023

Buku Kompilasi Parikan Njombangan Tahun 2023 adalah bentuk dan bukti nyata dedikasi kami dalam mempromosikan dan melestarikan salah satu bentuk budaya Jawa yakni parikan. Njombangan secara konsisten mengenalkan parikan kepada khalayak ramai baik secara online maupun offline melalui berbagai kegiatan. Salah satunya adalah buku kompilasi tahunan yang sudah kami giatkan selama beberapa tahun ke belakang.

Di tengah dunia yang bergerak cepat dengan berbagai tantangan dan peluangnya, kadang kita perlu berhenti sejenak untuk merefleksikan apa yang sudah, yang sedang serta apa yang akan kita lakukan. Semua orang tentu ingin hidup yang lebih baik, mendapatkan kesempatan dalam bentuk apapun yang lebih luas, serta sebagian mungkin ingin lebih memberi dan berbagi untuk orang lain. Apapun tujuan hidup itu, sepanjang semua bermuara kepada kebaikan, ya maka lakukan dan teruskanlah. Dalam dunia yang kadang penuh dengan informasi, bahkan terlalu banyak informasi, kita seringkali menjadi tidak fokus, gampang terpengaruh, atau berubah arah. Ini adalah kondisi dimana kita butuh tuntunan dan nasihat, yang bisa datang dari mana saja; keluarga, teman, tetangga, alam dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah parikan. Parikan bisa menjadi media yang berisi tontonan atau hiburan serta tuntunan atau pesan kebaikan. Namun sayangnya budaya berparikan ini masih terbatas dan tidak dijumpai secara masif di masyarakat Jombang dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak strategi yang bisa dilakukan untuk membumikan parikan ini. Pertama, parikan menusut saya bisa dipelajari dengan mudah dan disebarkan ke kalangan masyarakat seluas mungkin. Pembelajaran bisa dilakukan baik di sekolah-sekolah maupun lembaga pembelajaran lainnya luar sekolah. Saya bermimpi suatu saat ada desa parikan misalnya, dimana warga desa lintas usia dan gender sudah gemar parikan sejak dini. Setahu saya belum pernah ada desa yang mencanangkan diri sebagai desa parikan. Penyelenggaraan event-event seperti lomba, diskusi, sesi belajar juga bisa dilakukan agar penyebaran parikan ini bisa makin masif. Produksi konten-konten berupa panduan, poster parikan, atau sejenisnya bisa dilakukan salah satunya dalam bentuk elektronik seperti halnya buku Kompilasi Parikan Njombangan ini. Yang tidak kalah penting misalnya memberikan apresiasi atau penghargaan kepada pihak-pihak yang berkomitmen dalam mempromosikan dan melestarikan parikan.

Tentu membumikan parikan ini butuh partisipasi dari berbagai pihak. Siapapun mereka dan apapun perannya, akan bermanfaat untuk memajukan parikan Njombangan. Njombangan akan terus memainkan peran dalam promosi dan pelestarian parikan ini. Buku kompilasi ini berisi 100 parikan pilihan tematik yakni ekonomi, kesehatan, lingkungan, pariwisata, pemerintahan, pemuda dan olahraga, Pendidikan, seni budaya, sosial kemasyarakat, serta tema lainnya. Semoga parikan terus lestari selamanya.

Lagu Jombang Kota Toleransi

Kami menciptakan lagu untuk Jombang yang tercinta yang berjudul Jombang Kota Toleransi. Lagu ini berisi hal-hal baik tentang Jombang serta daya tariknya. Ketika mendengarkan lagu ini, kita diharapkan bisa bersyukur telah terhubung dengan Jombang baik karena kelahiran, keluarga, pekerjaan, atau lainnya serta mau kembali berkontribusi untuk Jombang sesuai dengan cara yang kita bisa. Sebenarnya lirik dan nada lagu ini sudah sejak beberapa tahun lalu dibuat namun belum pernah dilakukan perekaman atau recording. Adapun liriknya adalah berikut:

Iki daerahku omah e poro pahlawan

Lingkungan sekitar e bersih indah lan nyaman

Ijo royo-royo dadi pusat peradaban

Gak enek tunggal e iki lo Jombang beriman

Dolan ngidul sinau sejarah candi Rimbi

Dolan ngulon liwat Brantas sing makin berseri

Jaranan, parikan, ludrukan kabeh barengan

Ayo Rek dho lestarikno budaya Njombangan

REFF

Dolan ngalor tuku sego pecel tahu campur

Dolan ngetan rame susur dalan e sepur

Ringin Conthong Kebon Rojo iku wes kesuwur

Ojo lali ziarah nang makam e Gus Dur

REFF

Jombang kutho toleransi

Guyub rukun adem tentrem lan damai

Jombang khuto toleransi

Selalu nang hati tetep nomor siji

Jombang kota toleransi

Menunggumu untuk selalu datang lagi

Jombang kota toleransi

Aku cinta kamu sampai kapanpun nanti

Lagu ini bisa diakses di tautan berikut: https://s.id/lagujombangkotatoleransigdrive

Terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam pembuatan rekaman lagu ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *