Merayakan Seni Budaya di Kampung Halaman
Merayakan Seni Budaya di Kampung Halaman

Merayakan Seni Budaya di Kampung Halaman

Sebagai salah satu passion dalam hidup, saya melihat bahwa seni budaya lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan. Bagi sebagian orang seni budaya merupakan kebutuhan sekunder bahkan tersier, namun bagi sebagian lainnya seperti saya, keduanya adalah primer. Seni budaya adalah bentuk ekspresi dan apresiasi atas kehidupan serta menjadi media untuk tontonan maupun tuntunan. Teringat dulu ketika masih gabung di Bentara Muda, Bentara Budaya Jakarta, menonton pertunjukan seni budaya dan pameran adalah suatu hal rutin yang saya lakukan di ibukota. Paparan akan berbagai tontonan dan tuntunan dari berbagai penjuru Tanah Air membuat saya makin terbuka dan sadar bahwa kampung halamanku pun juga punya kekayaan seni budaya yang beragam.

Sebagai seorang Jawa dan memang tinggal di pemukiman dimana mayoritas masyarakatnya adalah Jawa, ketika kecil pertunjukan jaran kepang atau jaranan, wayang kulit atau berbagai upacara tradisional bisa mudah dijumpai. Sayapun sering belajar main gamelan Jawa karena tetangga saya pada zamannya punya satu set gamelan Jawa lengkap. Dan tanpa melukapan satu hal lainnya yaitu aneka permainan anak-anak tradisional. Seiring dengan berjalannya waktu bahwa kesemuanya itu mulai muncul tenggelam kadang muncul lagi. Sepi peminat, seniman atau seniwatinya sudah berpulang, ‘barang impor’lebih booming dan menarik adalah beberapa alasan penyebabnya.

Tentu menjadi keprihatinan jika pada saatnya seni dan budaya di kampung sendiri nantinya akan punah dan orang hanya bisa belajar dari teks buku, foto, atau video. Semoga saja ini tidak terjadi. Sebagai upaya personal, yang saya harap lantas menjadi komitmen bersama atau komunal, beberapa hal telah konsisten saya lakukan dalam upaya apresiasi dan preservasi seni budaya di kampung halaman.

Kursus Tari Remo Gratis

Njombangan

Njombangan awalnya dibuat sebagai wadah diaspora untuk kembali berkontribusi bagi kampung halaman. Njombangan sendiri berarti ala orang Jombang atau tata cara yang dilakukan orang Jombang. Logo inisiatif ini adalah penari tari remo bolet. Tari yang memang berasal dari Jombang Jawa Timur. Dalam perkembangannya Njombangan memang lebih banyak mengambil peran dalam bidang seni budaya. Kami mengadakan kursus tari remo gratis yang berpindah-pindah dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya. Kursus ini bisa diikuti oleh anak-anak dan remaja. Kami aktif mempromosikan keberadaan grup seni budaya beserta seniman dan seniwatinya. Kami juga aktif memperkenalkan parikan yaitu pantun Jawa kepada masyarakat luas baik melalui media sosial maupun challenge berhadiah yang bisa diikuti oleh masyarakat umum. Terkait parikan ini, bahkan saya pernah ikut lomba parikan se-Jombang yang diadakan oleh Polres Jombang dan berhasil meraih juara pertama.

Wah Saya Punya Grup Jaranan Ehehe

New Kuda Purnama

Jaran kepang adalah bentuk seni budaya Jawa yang dijumpai di berbagai daerah. Secara nama dan penyajian mungkin berbeda, namun satu sama lain memiliki kesamaan yakni penggunaan gamelan sabagai instrumen musiknya dan jaranan atau kuda lumping sebagai salah satu alat utama pementasan. Jaran dor adalah khas Jombang karena alih-alih menggunakan gong, alat musik yang digunakan adalah jidor yang berbunyi dor dor dor dor ketika dipukul. Ceritanya dulu di desa saya ada grup seni bernama Kuda Purnama. Dulu sempat jaya di tahun 1990-an, namun grup ini sudah mati suri, jika tidak bisa dibilang bubar. Sebagai bentuk penghargaan atas masa kecil, maka saya berpikir tentu seru jika bisa menghidupkan lagi grup ini. Saya kira masyarakat juga merindukan jaran dor karena sudah puluhan tahun tidak ada pementasan di desa tersebut. Setelah mencari informasi terkait dengan kebutuhan peralatan, alat musik, serta memahami bagaimana antusias warga setempat jika seni budaya ini dihidupkan lagi, saya akhirnya mantab membeli berbagai yang dibutuhkan, membangun tim, menumbuhkan antusiasme, termasuk tentuknya mendukung pendanaan untuk latihan dan kebutuhan lainnya. Akhirnya grup jaran dor ini hidup lagi dengan nama baru New Kuda Purnama.

Tidak terbayang bahwa saya akhirnya punya grup seni budaya sendiri dalam hidup ini. Tentu target saya adalah membuat grup ini bisa dikelola dan dibiayai secara mandiri. Pastinya butuh proses dan saya beserta keluarga besar New Kuda Purnama paham itu. Sabar saja. Grup ini menggelar latihan rutin yakni gamelan, campur sari, jaran dor, dan jaran samboyo. Senangnya sudah mulai sering tampil di acara desa, acara hajatan, atau sejeninya.

Pementasan Kesenian Besut (Mbeto Maksud) & Kentrung

Dari Dukungan Pentas Sampai Penggalangan Dana

Kadang ketika kita mendengar dukungan secara verbal, itu sudah sangat berarti. Sama halnya dengan seniman dan senimati di kampung halaman saya. Saya senang ketika mengobrol dengan mereka, mendengarkan cerita dan keluh kesah mereka. Semuanya hampir sama mulai dari minimnya minat anak-anak muda, minimnya tanggapan atau pesanan pementasan, sampai pada peralatan pendukung yang kurang memadai. Saya ingat betul ketika saya jalan ke Desa Menduro di Kecamatan Kabuh, penduduk setempat menawari saya set lengkap seni Sandur Menduro. Sandur Menduro adalah pementasan tari topeng berbahasa Madura. Warga desa tersebut mayoritas memang adalah orang Madura. Sandur Menduro ini sudah menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Kata Bapak yang menawarkan peralatan itu; daripada peralatan ini jatuh ke orang luar Jombang, mending dijual di lokalan saja. Jika saya ada uang, tempat penyimpanan, dan juga butuh peralatan itu, pasti sudah saya beli ehehe. Di waktu luang, jika ada pentas seni budaya maka saya akan upayakan datang. Jumlah penonton yang banyak tentu akan membuat hati seniman dan seniwatinya lebih bungah atau bahagia dan semangat. Saya juga pernah menginisiasi pementasan ludruk untuk penggalangan dana saat pandemi sedang tinggi-tingginya. Tidak hanya grup ludruk tapi juga lainnya memang sedang berjuang karena pementasan yang mengundang kerumunan tidak diperbolehkan.

Juara Satu Lomba Parikan Polres Jombang

Saya bahkan punya angan jika suatu saat tiap desa di Jombang punya satu set gamelan. Yang dimainkan oleh anak-anak, remaja, atau bahkan dewasa secara rutin. Warga lebih paham dan menghargai seni budaya sendiri juga mau menghidupkan lantas melestarikannya. Pasti akan sangat indah.

Dan saya hanya melakukan apa yang saya bisa, tentunya juga yang saya sukai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *