Dering Gawai
Dering Gawai

Dering Gawai

Aku sudah menandai dengan tanda suara khusus ketika ada pesan masuk gawai telepon selulerku, jika isinya hanya basa-basi semata atau hanya untuk kepentingan si pengirim pesan sendiri. Aku menyebutnya dering gawai. Setidaknya ada delapan jenis dering gawai yang aku buat custom, yang akan berbunyi mengikuti isi pesan yang kuterima. Mungkin kamu menganggapnya benar-benar canggih, walau menurutku biasa-biasa saja. Tidak ada yang spesial dari pesan-pesan template ala kadarnya yang dikirimkan dari, konon mereka yang mengaku teman, baik dari zaman SD sampai zaman sudah bekerja dan harus banting tulang sendiri.

Terakhir kali, pesan yang membuat aku sangat kesal bunyinya berikut: “Halo, gimana? Sekarang sudah jadi apa?” Jika saja aku kaya raya, ingin sekali rasanya aku langsung banting handphone-ku sendiri saking jengkelnya aku membaca pesan itu. Segitu dangkalnya kah hidup untuk langsung tanpa ada babibu tanya sudah jadi apa. Bahwa apapun pekerjaanku, apapun jabatanku sekarang, atau berapa besar gaji yang kudapatkan sekarang pastinya tidak ada urusannya dengan dia. Dia yang bahkan terakhir kali kutemui mungkin 10 tahun lalu. Mungkin orang itu memang butuh validasi dan komparasi untuk dirinya sendiri, “benar-benar tidak penting” gumamku. Untuk pesan-pesan seperti ini, biasanya dering gawai berbunyi “tetotetot….tetotetot”.

Pagi itu, gawaiku berdering dengan lebih kencang, bunyinya “tilulilulit…. tilulilulit….”  ini tandanya adalah pesan yang lebih menjengkelkan datang. Entah mungkin dunia “teman-temanku” ini sangat membosankan sehingga mereka tidak pernah kreatif membuat pesan. Tidak ada pesan yang lebih menjengkelkan ketimbang mengecek apakah aku masih hidup atau tidak. Entah, apa yang ada dalam pikiran mereka. Mungkin mereka tidak ingin melihatku berumur panjang atau menikmati hidup. Apapula urusan hidupku dengan hidup mereka? Pun kami tidak pernah berada dalam satu tempat dan momen yang sama dimana keberadaanku bisa mengancam keberadaan mereka. Sungguh benar-benar aneh. Bagaimana mereka menganggapku sebagai saingan padahal akupun tak peduli mereka sedang melakukan apa.

Dari sekian banyak dering gawai yang aku buat custom, ada satu dering yang setidaknya ku bisa maklumi, bunyinya “taratatet….taratatet….”. Dering ini menandakan adanya pesan yang dikirim oleh keluargaku. Biasanya isi pesan itu standar “bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja ya”. Pesan ini cukup membuatku lega, walau bisa dipastikan akhirannya akan berbunyi “kapan uangnya ditransfer?” Ya, setidaknya aku dibutuhkan walau untuk sekedar urusan transfer jatah bulanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *