Ramadhan dan Lebaran menjadi rangkaian momen yang tentu ditunggu oleh banyak muslim termasuk saya dan sekeluarga. Ramadhan menjadi momen spesial karena di sini, rasa kekeluargaan seakan menemukan space yang lebih lebar dan kedekatan dengan Tuhan menjadi jauh lebih terasa. Di kampung halaman, aura positif makin mudah terlihat dimana semua orang juga berbahagia menyambut dan menjalani bulan suci ini. Ada banyak rangkaian yang dilakukan, yang kadang mungkin hanya terjadi di Jawa Timur saja dan tidak ditemui di daerah lain. Tradisi unik ini yang membuat saya dan orang rantau lainnya selalu kangen untuk menghabiskan Ramadhan dan momen Lebaran di kampung halaman.
Kundangan
Kundangan adalah momen dimana masyarakat berdoa bersama. Biasanya dilaksanakan di rumah tetua masyarakat, pengurus desa atau musholla/ masjid. Masyarakat, umumnya adalah yang laki-laki, berkumpul sambil membawa makanan bisa berupa nasi dan masakan tertentu, buah, minuman, camilan dan lainnya. Dipimpin oleh pemuka agama setempat, kemudian mereka berdoa. Di akhir acara, mereka akan makan bersama dengan segala makanan yang telah disediakan. Kundangan merupakan bentuk rasa syukur sekaligus kebersamaan bagi masyarakat. Mereka bertukar makanan yang dibawa dan membawa kembali ke rumah masing-masing.
Mlaku-Mlaku
Biasanya dilakukan setelah sahur. Masyarakat terutama anak-anak muda setelah sholat shubuh akan jalan-jalan di jalan utama desa. Mereka bercengkrama satu sama lain. Beberapa di antara mereka menyalakan mercon. Mlaku-mlaku ini menjadi ajang untuk berkenalan satu sama lain antar warga.
Darus
Darus artinya membaca Kitab Suci Al Qur’an, biasanya dilakukan di rumah-rumah atau musholla atau masjid. Di musholla/ masjid, darus dilakukan sepanjang hari dari pagi sampai malam dan dari malam sampai pagi lagi. Yang darus pun bergantian mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, dari laki-laki sampai perempuan. Mereka akan membaca Al Qur’an dengan meneruskan ayat terakhir yang dibaca oleh orang sebelumnya. Pada akhir Ramadhan biasanya sudah dikatamkan beberapa kali. Di masjid/ musholla, darus menggunakan pengeras suara dengan demikian, di hampir seluruh penjuru mata angin dapat didengar lantunan ayat suci ini.
Takbiran
Ini adalah malam yang ditunggu-tunggu, sehari sebelum Lebaran hari pertama. Dalam takbiran ini, biasanya diselenggarakan acara takbir keliling yang diikuti oleh ratusan warga. Dipusatkan di masjid desa, acara ini sangat meriah. Warga membawa berbagai hiasan mulai dari oncor, bintang dan lainnya. Di akhir acara biasanya ada pengundian doorprize dengan aneka macam hadiah.
Merconan
Mercon atau petasan adalah hal yang wajar ketika ramadhan/ lebaran datang. Memang beberapa kali dilakukan razia akan mercon karena mercon pasti menggunakan bahan peledak, namun keberadaannya tetap dirindukan dan digunakan oleh para warga. Dulu sekali, mercon jenisnya hanya tiga pertama ada mercon biasa, kedua adalah sleng dor dan ketiga adalah mercon bumbung. Mercon biasa umumnya adalah berbentuk tabung dan berbungkus kertas putih. Ukurannya adalah sesuai dengan kapasitas ledakan yang dihasilkan. Sleng dor adalah mercon yang ketika dinyalakan akan bergerak naik ke atas. Sedang mercon bumbung ini adalah mercon dengan menggunakan piranti bumbung atau bambu. Dibuat sedemikian rupa dengan menggunakan bahan bakar karbit. Bunyi yang dihasilkan adalah menyerupai suara meriam. Mercon sekarang bentuk dan macamnya sudah beragam.
Weweh
Weweh adalah tradisi membawa makanan yang diberikan kepada tetangga, saudara atau orang yang dihormati. Makanan dibawa dalam rantang bersusun dan biasanya diantarkan oleh anak-anak. Weweh menjadi media untuk menghormati mereka. Anak-anak biasanya senang untuk membawa weweh ini karena mereka akan mendapatkan sangu atau uang saku ketika pulang.
Nyekar
Nyekar adalah berkunjung ke makam kerabat atau saudara. Nyekar dilakukan dua kali yakni di awal jelang Ramadhan dan saat akhir Ramadhan/ awal Lebaran. Ketika nyekar, maka keluarga akan membersihkan area makam, membaca berbagai doa dan lainnya dan membawa berbagai bunga aneka rupa yang kemudian akan ditaburkan ke area makam. Nyekar ini seperti mengunjungi suadara yang sudah hidup di alam yang lain dan mendoakan meraka agar mereka juga bahagia dan damai.
Masak Jajan
Jajan atau aneka makanan ringan disiapkan untuk para tamu ketika riyoyoan datang. Jajan ini biasanya adalah jajan tradisional misalnya jenang, krecek, emput, madumongso dan lainnya. Acara memasak ini menjadi suatu kesibukan di akhir-akhir Ramadhan. Namun sayangnya, orang-orang saat ini inginnya serba praktis sehingga mereka akhirnya membeli jajan yang sudah jadi/ kemasan. Akibatnya, jika kita bertandang ke rumah saudara, maka jajan yang disajikan kadang sama antar satu rumah ke rumah yang lain.
Riyoyoan
Riyoyoan ini berarti ya ber-Lebaran. Selama riyoyoan ini, orang-orang berkumpul dengan keluarga. Yang jauh pulang ke kampung halaman untuk momen ini. Selain itu, orang-orang juga bertandang berkunjung ke rumah kerabat atau tetangga lainnya, bersalam-salaman dan saling memaafkan atau kerap disebut halal bihalal. Momen ini menjadi momen yang guyub rukun yang kadang mereka hanya bertemu setahun sekali. Anak-anak juga senang karena kadang mereka mendapatkan sangu atau uang saku dari orang yang lebih dewasa.
Kupatan
Kupatan atau seringkali disebut riyoyo kupat adalah tradisi 1 minggu setelah hari pertama riyoyoan. Dalam kupatan ini, warga memasak kupat atau ketupat lengkap dengan masakan lainnya seperti sayur lodeh, lepet, dan lainnya. Pada hari ini, sepanjang hari orang-orang akan makan makanan ini. Selain itu, akan dilakukan kundangan pada pagi harinya.