Salah satu waktu yang menyenangkan terjadi ketika kita berkumpul dengan keluarga. Sebagai orang rantau yang sudah merantau belasan tahun, tentu menjadi sesuatu yang jarang terjadi saya bisa bersama dengan keluarga besar yang mayoritas tinggal di Jawa Timur. Beberapa waktu lalu, salah satu sepupu saya datang ke Jakarta. Ini adalah bukan pertama kalinya dia ke Jakarta, namun masih banyak hal yang dia tidak pernah tahu dan lakukan tentang Jakarta. Nah, berikut ini adalah beberapa hal menarik yang kami lakukan dalam waktu yang sangat singkat:

Berkunjung ke Balaikota Jakarta
Ya, Balaikota saat ini menjadi salah satu alternatif wisata bagi penduduk Jakarta dan juga pendatang. Di sini, warga bisa berkunjung selama weekend dan dapat melihat langsung bagaimana ruangan tempat para abdi rakyat bekerja. Saat itu balaikota masih sangat ramai dan penuh dengan karangan bunga untuk Pak Ahok dan Pak Djarot pasca pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Kami melihat bagaimana masyarakat sangat antusias berfoto di berbagai sisi dari Balaikota tersebut, termasuk dengan gambar foto Pak Ahok dan Pak Djarot. Mungkin karena sulit berjumpa dengan orangnya langsung, maka foto dengan replikanya saja juga tidak apa-apa lah ehehe.

Pameran Seni Bertema Kartini
Letak Balaikota di Medan Merdeka Selatan sangat dekat dengan Galeri Nasional Indonesia yang ada di Medan Merdeka Timur. Saat itu memang Bulan April dan bulan ini seolah lekat dengan keberadaan Kartini. Di banyak tempat, berbagai acara diselenggarakan untuk memperingati Hari Kartini mulai dari lomba, seminar, pameran dan lain sebagainya. Di Galeri Nasional saat itu menampilkan pameran lukisan yang diciptakan oleh 3 seniwati dengan tema: Time Lovers – Kreativitas Ibu Sepanjang Masa. Seniwati tersebut antara lain Neneng Sia Ferrer, Rina Kurniyati, dan Ika Yuni Purnama. Lukisannya pun beraneka tema dan di salah satu sisi ada bagian yang menjelaskan bagaimana persiapan pameran tersebut dilakukan. Saya sendiri sering sekali mengunjungi galeri seni untuk menikmati dan mengapresiasi hasil karya seniman-seniwati dari berbagai daerah di Indonesia.

Menikmati Puncak Monas
Sudah lama sekali sejak saya terakhir ke puncak Monas. Mungkin sudah 7 tahunan. Entah apa yang bisa saya lihat sekarang dari sisi atas Jakarta. Yang saya tahu, Monas sekarang jauh lebih rapi. Jam kunjungannya pun bisa sampai malam sehingga pengunjung bisa menikmati Jakarta dari sisi atas dalam suasana malam hari. Selain itu, Monas juga dilengkapi/ disinari dengan lampu warna-warni pada malam hari sehingga menambah indahnya salah satu landmark paling terkenal di Jakarta ini. Hari itu, seperti hari-hari pada weekend biasanya, Monas sangatlah ramai. Saya sangat antusias untuk pergi ke Museum Sejarah Indonesia yang ada di lantai dasar monumen ini. Di sini, berbagai diorama sejarah Indonesia disajikan dengan apik menggambarkan bagaimana perkembangan Bangsa Indonesia dari waktu ke waktu. Saya sangat tertarik belajar sejarah karena di situ saya bisa tahu bagaimana besarnya Bangsa Indonesia dan pentingnya untuk tidak merasa inferior bagi sebagai bangsa maupun pribadi.
Antrian menuju puncak Monas saat itu ramai sekali. Ada ratusan orang yang mengular menuju lift yang membawa pengunjung naik ke puncak monumen ini. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya kami sampai di puncak juga. Senang sekali saya bisa melihat berbagai sisi kota yang saya cintai selama ini. Dari kejauhan terlihat bangunan-bangunan bertingkat khas kota besar berpadu dengan deretan daerah pemukiman. Di sisi lain ada pemandangan Teluk Jakarta dan Laut Jawa serta lainnya. Di atas, angin bertiup dengan sepoi cenderung kencang, berpadu dengan panasnya sinar matahari. Senang sekali bisa berlama-lama di sana sepertinya. Kapan lagi kami bisa menikmati Jakarta tanpa batas.

Minum di Warung Kopi
Malam harinya, kata sepupu saya ingin sekali nongkrong di salah satu tempat hits di Jakarta. Lah ya saya bingung dimana, sampai pilihan kami akhirnya di salah satu warung kopi di bilangan Thamrin. Warung kopi yang sangat mudah dijumpai di kota-kota besar di seluruh dunia. Ya, saya termasuk suka memang dengan brand kopi ini karena dia selalu, dari yang saya tahu, mengedepankan free trade dengan para petani mitranya, mempedulikan aspek pelestarian lingkungan, pelayanan kepada pelanggan dan nilai-nilai yang lebih dari sekedar minum kopi biasa. Malam itu, seperti malam-malam lainnya, warung kopi ini sangatlah ramai. Warung kopi ini memang satu-satunya warung kopi yang buka 24 jam dibandingkan warung dengan brand serupa. Letaknya yang sangat strategis membuatnya selalu ramai. Warung ini sempat tutup beberapa saat pasca terjadinya serangan bom Thamrin beberapa waktu lalu.