Sudah lebih dari satu tahun ini saya bekerja bersama sosial bersama Yayasan Masjidku Digital Indonesia (kemudian saya sebut Masjidku saja), dimana saya merupakan salah satu pengurusnya. Yayasan ini memang mendorong masjid dan musholla untuk lebih memanfaatkan dunia digital untuk kemakmuran masjid dan musholla serta umat. Banyak hal yang saya alami dan rasakan selama bersama Masjidku ini, yang saya jelaskan di artikel lainnya.
Salah satu hal yang saya suka adalah dapat melakukan kegiatan langsung di lapangan. Salah satunya adalah saat program Ramadhan bersama Masjidku. Program ini adalah berupa pemberian paket mukena dan baju muslim kepada nenek-nenek jamaah masjid/ musholla dan para marbot serta perangkat kebersihan untuk masjid dan musholla yang membutuhkan. Program ini adalah program yang pertama kali kami lakukan. Di sini saya ingin share tentang pengalaman saya ketika turun lapangan di daerah Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Untuk menentukan kriteria target yang akan kami beri tidaklah sulit, namun untuk menentukan target di lapangan yang menjadi kendala lain. Beruntung kami mendapat bantuan dari pengurus masjid/ musholla yang tergabung dalam Masjidku untuk melakukannya. Berdasarkan informasi yang kami terima, maka tujuan pemberian kami ada di beberapa provinsi seperti Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten. Khusus di Banten, karena posisi saya yang tinggal di Jakarta, maka saya ikut serta dalam pemberian paket tersebut. Jauh sebelumnya, saya masih ingat betapa saya harus berjubelan ke Pasar Tanah Abang untuk membeli paket-paket tersebut mulai dari mukena, sarung, sajadah, tasbih, baju koko dan lainnya. Waktu itu adalah Ramadhan dan suasana pasar sangatlah penuh sesak, ya memang Tanah Abang akan penuh dengan pembeli yang bersiap untuk menyambut Lebaran. Setelah membeli barang tersebut, selanjutnya adalah packaging. Memang kami mengepak dengan sederhana cukp dengan dibungkus dengan kertas kado. Namun membungkus menjadi kado bukan sesuatu yang mudah bagi saya. Tapi ya tidak apa-apa, akhirnya jadi juga walau bentuknya agak mletot-mletot, kalau orang Jawa bilang, alias tidak rapi.
Ke lapangan bukan sesuatu yang sulit, di sana saya sudah dijemput dengan bapak dan ibu yang selama ini berkomunikasi dengan saya. Mereka ini pula yang membantu kami untuk menentukan target. Karena jumlah paket yang kamis sebarkan terbatas, maka kami harus menentukan target dengan seadil mungkin. Target ini adalah mereka yang aktif beribadah dan juga membutuhkan bantuan secara ekonomi. Dengan catatan nama dan alamat mereka, lantas kami menuju rumah nenek-nenek tersebut satu persatu.

Nenek-nenek yang kami kunjungi pada dasarnya adalah kaget, karena mereka tidak mengira sebelumnya akan kami datangi. Nenek-nenek ini selama ini aktif beribadah berjamaah di masjid atau musholla terdekat. Mereka ini masih ada yang harus bekerja menyambung hidup. Salah satunya adalah nenek yang berjualan kue-kue tradisional. Maaf, saya lupa nama mereka satu per satu. Si nenek ini akan memasak kue tersebut beserta anaknya dari pagi sampai siang, setelah itu dia akan berjualan keliling kampung dengan membawa tampah. Pekerjaan itu sudah dilakukannya selama bertahun-tahun. Kami sempat membeli dan mencicipi dagangan si nenek ini. Bahkan ibu pendamping saya memborong semua dagangan nenek, dan meminta nenek untuk kembali pulang untuk istirahat. Kami awalnya memang tidak menemukan yang bersangkutan di rumah, karena memang sudah keliling kampung untuk berjualan. Beruntung kami menemukan nenek tersebut di jalan yang kami lalui.

Salah satu nenek yang kami kunjungi juga sedang menderita penyakit mata dan kurang dapat melihat dengan baik. Ketika kami ke sana, si nenek ini bercerita banyak hal termasuk keluhan bahwa yang bersangkutan merasa tidak dirawat dengan baik oleh keluarganya. Namun, si nenek memang sudah pikun dan lupa bahkan atas hal-hal yang baru dialaminya. Mungkin benar kata orang bahwa semakin tua, maka kelakuan kita akan semakin mendekati seperti kelakukan anak kecil.
Nenek lain yang kami kunjungi ternyata sedang melakukan ibadah Sholat Dhuhur, waktu itu memang tengah hari. Setelah sholat, si nenek merasa kaget dengan kedatangan kami. Walaupun sudah sepuh, nenek yang bersangkutan memang masih berpuasa baik Ramadhan maupun puasa senin kamis. Kakinya yang sedikit lumpuh pun tak mengurangi niatnya untuk ikut sholat taraweh, walau dilakukan dengan duduk. Si nenek merasa sangat senang menerima hadiah mukena ini dan bilang akan memakainya untuk ibadah taraweh nanti malam.
Nenek lain yang kami kunjungi ternyata sedang melakukan ibadah Sholat Dhuhur, waktu itu memang tengah hari. Setelah sholat, si nenek merasa kaget dengan kedatangan kami. Walaupun sudah sepuh, nenek yang bersangkutan memang masih berpuasa baik Ramadhan maupun puasa senin kamis. Kakinya yang sedikit lumpuh pun tak mengurangi niatnya untuk ikut sholat taraweh, walau dilakukan dengan duduk. Si nenek merasa sangat senang menerima hadiah mukena ini dan bilang akan memakainya untuk ibadah taraweh nanti malam.

Priceless Happiness
Dari semua nenek yang saya kunjungi, saya bisa menarik satu benang merah bahwa perhatian kecil dalam bentuk apapun kepada para orang tua atau orang yang sudah uzur/ sepuh akan sangat bermakna. Terlebih jika dilakukan dengan ikhlas. Mereka merasa bahagia menerima bingkisan, yang menurut saya harganya mungkin tidak begitu besar dan juga bentuknya bukan uang. Mereka senang dikunjungi dan diajak mengobrol walau sebentar terkait dengan bagaimana kondisi mereka, apa yang dilakukan setiap hari, bagaimana Ramadhan mereka atau pertanyaan ringan lainnya.
Mengunjungi satu rumah ke rumah yang lain membuat saya sadar bahwa ya hidup memang seperti itu, tidak akan begitu berwarna kalau tidak membantu sesama. Melihat penerimaan mereka, rasa senang dan terima kasih mereka tidak bisa diuangkan tentunya. Saya pun ikut senang bisa ikut berbagi dengan cara yang sederhana. Alhamdulillah, barang-barang yang saya beli dan angkuti dari Pasar Tanah Abang akhirnya bisa sampai ke orang-orang yang tepat. Tidak hanya di Banten, namun juga di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Program ini terus berjalan dan semoga bisa memberikan kebahagiaan kepada lebih banyak orang-orang yang berhak lainnya. Saya berharap makin banyak orang yang perduli baik sebagai donator maupun relawan. Untuk informasi lebih lanjut terkait dengan Masjidku, silahkan klik di sini: http://masjidku.id