Pada Sabtu-Minggu, 20-21 Mei yang lalu kami menjelajahi kawasan Baduy yang ada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dalam acara Geo-Tour Baduy 2017. Acara ini adalah salah satu program Komunitas JalanJalanBaik dan ini adalah empat tahun berturut-turut saya menjadi panitia acara.
Diikuti oleh lebih dari 30 orang peserta, Geo-Tour tahun ini ingin mengenalkan bagaimana kehidupan Baduy beserta kearifan lokal yang mereka miliki. Bertolak dari Jakarta Selatan, rombongan menggunakan 2 elf menuju selatan Banten. Berikut ini adalah beberapa hal yang kami lakukan ketika acara berlangsung:

Pagi Hari di Ciboleger
Kami tiba di salah satu pintu masuk Baduy ini pada pagi hari sekitar pukul 8. Di sana kami ‘disambut’ dengan patung ukuran raksasa berupa keluarga Baduy dengan memakai baju khas Baduy. Tugu/ patung ini merupakan landmark dari Ciboleger. Di sekitarnya terdapat beberapa warung serta toko cendera mata. Di sana juga sudah banyak orang yang menjajakan tongkat kayu yang bisa digunakan wisatawan untuk alat bantu ketika trekking di Baduy. Satu tongkat dijual sekitar 5.000 rupiah. Di sana juga sudah banyak terlihat teman-teman Baduy dengan pakaian mereka yang khas berupa baju searna hitam-hitam atau putih-putih dengan ikat kepala yang juga khas. Mereka ini yang akan membantu membawakan barang para wisatawan sekaligus menjadi pemandu selama perjalanan di Baduy. Pertama saya menginjakkan kaki di Ciboleger, rasanya menyenangkan sekali; udara segar, orang-orang yang ramah dan daerah baru yang siap dijelajahi.

The Travelling Book
The Travelling Book selalu menjadi salah satu agenda dalam pelaksanaan Geo-Tour, termasuk Geo-Tour Baduy 2017 ini. Pada 2017 ini, para peserta geo-tour mengumpulkan berbagai buku, majalah, alat-alat tulis yang kemudian diberikan kepada perpustakaan di sekolah/ desa yang dituju. Pelaksanaan kali ini adalah di SDN 2 Bojongmenteng, Kecamatan Leuwidamar, daerah yang berbatasan langsung dengan Baduy Luar dan menjadi pintu masuk ke wilayah Baduy.
Pagi itu, anak-anak dari berbagai rentang kelas dan usia telah menyambut kami begitu juga dengan beberapa guru. Terlihat wajah mereka senang, penasaran dan juga ceria. Melihat wajah anak-anak ini tentu menjadi sesuatu yang priceless dan tidak tergantikan tentunya. Acara The Travelling Book ini dikemas dengan singkat dan sederhana namun tetap bermakna. Agenda ada acara meliputi ice breaking, aneka kuis, penyerahan buku dan juga foto bersama.
Dalam ice breaking, anak-anak diajak melakukan senam ‘kepala, pundak, lutut, kaki’ mulai dari tempo lambat sampai cepat. Terlihat beberapa anak-anak bisa mengikuti senam tersebut dengan baik namun beberapa anak-anak terlihat salah karena memang mengikuti panduan yang sengaja disalahkan. Anak-anak terlihat menikmati acara ini dengan antusias.
Selain itu juga ada berbagai lomba berhadiah misalnya tanya jawab seputar Indonesia, tantangan menyanyikan lagu Indonesia Raya, tantangan menyanyikan lagu nasional dan lain sebagainya. Anak-anak ini terlihat antuasias dan bagi para pemenang mereka terlihat senang menerima hadiah. Ada kejadian lucu ketika mereka menjawab nama presiden Indonesia di era Jokowi dan Susilo Bambang Yudoyono ehehe.
Agenda lainnya tentunya adalah penyerahan paket buku, alat tulis dan bingkisan kepada sekolah tersebut. Paket yang terkumpul jumlahnya memang tidak seberapa tapi kami sangat bersyukur bahwa hal tersebut secara ikhlas diberikan oleh para travellers. Kami berharap agar paket buku tersebut berguna untuk melengkapi koleksi perpustakaan sekolah tersebut dan berguna untuk anak-anak tentunya.
Acara ditutup dengan foto bersama. Terima kasih kepada seluruh travellers yang telah ikut berpatisipasi, keluarga besar SDN 2 Bojongmenteng dan semua pihak dalam kegiatan ini. Program The Travelling Book rencananya akan diadakan secara reguler dan diharapkan di waktu mendatang akan ada pembukaan penerimaan donasi buku secara reguler. Terima kasih
Trekking di Baduy
Kami melakukan trekking mulai pukul 10 waktu setempat dari Ciboleger dan tujuan pertama adalah Gajebo. Gajebo adalah satu dari sekitar 65 kampung Baduy Luar. Perjalanan menuju Gajebo memakan waktu kira-kira selama satu jam. Penjalanan ke sana melewati hutan-hutan, kawasan ladang dan pemukiman penduduk. Jalan yang ditempuh adalah berupa jalan setapak yang dasarnya berupa batu-batuan atau tanah liat dengan kontur yang naik turun. Pada dasarnya jalan di sana sudah cukup baik karena memang menjadi jalan utama tempat lalu lintas penduduk Baduy menuju Ciboleger. Di sepanjang perjalanan pun kami melihat beberapa orang lalu lalang dengan membawa hasil tani yang akan dijual ke Ciboleger. Bagi yang suka alam, maka trekking di sini sangat menyenangkan karena udara yang segar dengan pemandangan hijau di sepanjang mata memandang.
Trekking kedua dilakukan dari Gajebo menuju Cibeo. Cibeo adalah satu dari tiga kampung Baduy Dalam dan termasuk kampung Baduy Dalam yang terbesar. Di kampung ini kami berencana untuk menginap lebih lanjut. Perjalanan memakan waktu sekitar 4-5 jam dengan rute yang jauh menantang. Kami berjalan melewati ladang-ladang yang luas dengan udara yang lumayan terik. Beberapa tanjakan yang sangat curam pun kami harus lalui dengan bersusah payah. Kamu tentu harus fit secara fisik agar bisa melewati jalan-jalan yang curam dan terjal ini. Saya sangat senang ketika antar peserta saling peduli satu sama lain dengan membantu, menunggu dan menyisir siapa-siapa yang kiranya ada di belakang dan tertinggal.
Selama pelaksanaan Geo-Tour Baduy 2017, panitia ‘secara diam-diam’ melakukan pemantauan atas seluruh peserta. Ya, kami menyediakan semacam penghargaan kejutan untuk mereka yang terbagi menjadi beberapa kategori. Pemantauan dan penilaian dilakukan secara objektif sepanjang acara. Nah berikut ini adalah kategori dan para pemenangnya:

Yoga di Baduy
Salah satu agenda utama dari Geo-Tour 2017 adalah yoga. Sebelumnya para peserta memang diminta untuk membawa yoga mat masing-masing. Yoga dilaksanakan selama dua kali. Pertama adalah di Baduy Luar dan kedua adalah di Baduy Dalam. Yoga ini dipandu oleh Mas Akhlis, yogi berpengalaman, dari Komunitas Yoga Gembira. Yoga pertama dilakukan di tepian sungai Baduy Luar dan berlangsung selama sekitar 1,5 jam. Para peserta terlihat antusias, sedang saya seprti agenda-agenda sebelumnya memang hanya menunggu dan melihat dari samping. Beberapa gerakan baik yang sifatnya sendiri maupun berpasangan dilakukan. Peserta terlihat senang dan tertantang begitu pula dengan teman-teman Baduy yang melihat dari samping. Mungkin ini adalah pertama kalinya yoga dilakukan di Baduy, dengan demikian pula pertama kalinya teman-teman Baduy ini melihat olahraga ini. Yoga kedua dilaksanakan pada pagi hari di Cibeo dan bertempat di halaman rumah penduduk. Penduduk setempat terlihat juga antusias melihat para peserta berolahraga yoga. Terlihat mereka senang dan tertawa ketika melihat gerakan yoga yang aneh atau terkesan lucu. Saya juga senang ikut melihatnya.
Live in dengan Orang-Orang Baduy
Ini adalah menjadi agenda utama dari Geo-Tour 2017. Selama kami melakukan trekking pun, kami juga sudah bertanya tentang banyak hal kepada teman-teman Baduy yang membantu membawa barang kami. Di Cibeo, kami menginap di 4 rumah dimana 2 rumah untuk peserta wanita dan 2 rumah sisanya untuk peserta pria. Di sana kami ‘menjadi orang Baduy’ dengan ikut serta berdiskusi dan bertanya tentang banyak hal. Pada malam hari, kami berkesempatan berdiskusi dan berkenalan dengan para peserta satu sama lain. Kami juga berkesempatan berdiskusi langsung tentang Baduy; tentang kehidupan mereka, tentang keberadaan pariwisata di sana dan lain sebagainya. Paginya kami bertemu langsung dengan Jaro Kampung Cibeo. Jaro ini adalah bagian dari sistem adat yang ada di Baduy.
Kami juga senang bisa mengeksplorasi lebih lanjut tentang kampung Cibeo termasuk di antaranya berkeliling kampung, mandi di sungai (Saya sendiri mandi di sungai baik di Baduy Luar maupun Baduy Dalam), menikmati kelapa murni Baduy, berbelanja pernak-pernik Baduy dan lain sebagainya. Pada dasarnya, mereka senang jika ada masyarakat yang berkunjung ke sana karena dapat memperluas tali silaturami. Masyarakat setempat juga berharap agar pengunjung dapat menghormati dan menaati aturan-aturan yang berlaku di sana misalnya tentang menjaga kebersihan, keamanan, ketertiban dan aspek lainnya selama di Baduy. Terkait dengan apa-apa yang bisa kami pelajari dari Baduy, saya rangkum dalam artikel terpisah di sini.

Jalan-Jalan Baik Award
Kami, panitia, selama acara mengamati para peserta geo-tour dan memilih beberapa traveller yang kiranya memenuhi kriteria untuk mendapatkan berbagai penghargaan yakni
The Most Generous Traveller: kategori ini adalah untuk traveller yang memiliki kemurahan hati dan senang berbagi dengan sesama. Kami menyedari bahwa semua traveller adalah mereka yang suka berbagi, namun ada salah satu atau beberapa dari mereka yang menonjol dibandingkan lainnya.
The Most Friendly Traveller: kategori ini adalah untuk traveller yang menceriakan suasana dan terlihat menjalin persahabatan dengan banyak traveller lainnya terutama yang belum dikenal. Kami melihat bahwa kehadirannya menjadikan geo-tour menjadi lebih berwarna dan menarik.
The Most Most Traveller: kategori ini adalah untuk traveller yang aktif mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Keberadaannya juga ikut menginspirasi dan memotivasi traveller lain untuk tetap semangat mengikuti seluruh rangkaian acara.
Best Yoga Participant: kategori ini adalah untuk traveller yang aktif dan paling semangat mengikuti seluruh sesi yoga. Pemenang ditentukan dan dipilih oleh Yogi kita yakni Mas Akhlis Purnomo.
Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang tela ikut serta dalam berpartisipasi dan menyukseskan acara ini:
- Warga Baduy Dalam dan Baduy Luar selaku tuan rumah dari acara ini. Kami sangat senang bisa berkunjung ke daerah Baduy yang sangat asri dengan berbagai kearifan lokal yang mengagumkan
- Seluruh peserta acara yang berasal dari berbagai latar belakang dan lokasi. Terima kasih telah menyempatkan weekend-nya untuk berpetualang bersama kami
- Seluruh vendor acara yang telah memungkinkan acara ini berlangsung
- Dan tentunya segenap panitia yang telah bekerja keras untuk mewujudkan acara ini
Kami juga meminta maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan atau mengenakkan. Semoga agenda kami berikutnya dapat berjalan dengan lebih baik lagi. Sampai jumpa di Geo-Tour 2018 mendatang!