What one of the happiest things in life? The answer could be travelling. Ya, kenapa mayoritas orang memiliki hobi jalan-jalan karena jalan-jalan dapat membuat hidup lebih menyenangkan, bahagia dan membuka pikiran akan hal-hal baru: bentang alam yang kita lihat, orang-orang baru yang kita temui, sampai makanan yang kita cicipi. Pada April tahun 2016 lalu, kami alhamdulillah bisa menyelenggarakan event tahunan yang bertajuk Geo-Tour, kali ini tujuannya adalah ke Taman Nasional Ujung Kulon yang ada di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Acara ini diikuti oleh sekitar 40 orang/ wisatawan.
Ujung Kulon: Habitat Badak Jawa
Taman Nasional Ujung Kulon adalah taman nasional yang terdapat di ujung barat Pulau Jawa. Wilayahnya yang seluas lebih dari 120.000 hektar adalah habitat satu-satunya badak Jawa yang jumlahnya tidak sampai 100 ekor. Taman Nasional Ujung Kulon wilayah mayoritasnya berada di semenanjung barat Pulau Jawa, namun ada juga beberapa pulau yang masuk dalam kawasan ini misalnya Pulau Peucang, Pulau Panaitan, Pulau Bedul, Pulau Handeuleum dan beberapa pulau lainnya.
Peserta berangkat dari Jakarta pada Jum’at malam sekitar pukul 10 malam. Suasana Jakarta yang hujan tidak mengurangi semangat dan antusiasme peserta. Geotour kali ini memang mengusung tema from forest to sea, dengan demikian salah satu tujuan utama adalah melihat hutan dan isinya.
Penginapan kami berada di Kecamatan Sumur yang merupakan kecamatan paling barat di Pulau Jawa. Dari Muara Baru, salah satu pelabuhan di Sumur, kami menempuh perjalanan laut sekitar 3 jam menuju Pulau Peucang. Sepanjang perjalanan kami disajikan pemandangan laut dengan latar belakang pegunungan dan hutan Taman Nasional Ujung
Tujuan pertama yang kami kunjungi adalah Pulau Peucang. Di sini kami perlu mengurus perizinan memasuki kawasan taman nasional. Di sinilah kantor Taman Nasional Ujung Kulon berada. Kami harus membayar tiket masuk, asuransi, serta biaya kunjungan ke beberapa spot dan pelaksanaan kegiatan lainnya.
Di Pulau Peucang terdapat beberapa penginapan dengan latar belakang hutan tropis. Suasananya juga masih sangat asri, suara aneka burung dapat dengan jelas terdengar. Berbagai satwa juga lalu lalang di halaman kantor tersebut seperti babi hutan, biawak dan aneka burung dan lainnya.
Setelah pengurusan izin selesai, kami menyeberang ke tepian dermaga Cidaon. Di sini kami akan menuju ke Savana Cidaon. Cidaon adalah kawasan sabana atau padang rumput dimana menjadi tempat beberapa fauna di sana untuk mencari makan. Fauna yang bisa ditemui antara lain banteng, burung merak, rusa, dan lainnya. Sebelum melakukan trekking, kami mendapatkan penjelasan singkat tentang Taman Nasional Ujung Kulon dari pemandu kantor. Disebutkan bahwa kawasan ini memang sangat penting untuk habitat badak Jawa. Jumlah badak sangat sedikit karena memang perkembangbiakan mereka yang lama. Melacak keberadaan mereka juga sangat sulit karena sifat binatang ini yang pemalu. Untuk memantau, di beberapa titik dipasang CCTV. Badak Jawa tidak mengalami ancaman perburuan dan juga konflik dengan penduduk yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Hal ini mungkin karena habitatnya yang masih sangat luas namun jumlahnya sedikit sehingga sebarannya masih leluasa. Savana Cidaon sendiri menjadi tempat yang sering menjadi jujukan pengunjung untuk melihat satwa di sana. Waktu yang paling tepat berkunjung adalah pagi dan siang hari. Saat itu kami di sana pada tengah hari, sehingga jumlah dan jenis satwa yang terlihat terbatas. Di sana juga terdapat menara pandang yang mana peserta dapat melihat/ memantau satwa dari atas menara. Untuk menuju savana, kami harus berjalan/ trekking melewati hutan selama sekitar 15-20 menit. Di sepanjang jalur trekking, kami dapat melihat berbagai flora mulai dari tanaman kayu keras, sampai pohon sagu.
Secara umum, hutan di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon masih terjaga dengan baik. Tidak atau jarang ada kasus pembalakan hutan, kebakaran hutan, alih fungsi lahan atau kasus sejenisnya. Dalam konteks yang lebih luas, Indonesia memiliki hutan hujan tropis terluas ketiga di dunia dan hutan mangrove terluas di dunia. Hutan-hutan di Indonesia mengalami berbagai permasalahan mulai dari alih fungsi lahan hutan, pembukaan dan pembalakan hutan, kebakaran hutan, konflik dan tergusurnya masyarakat hukum adat, perburuan liar dan kasus-kasus lain yang mengancam kelestarian hutan. Kita semua tau bahwa hutan memiliki fungsi ekologis, ekonomis, turisme, edukatif, dan fungsi-fungsi strategis lainnya. Sangat penting bagi kita untuk menjaga kelestarian hutan Indonesia agar terus lestari dan terjaga.
Indahnya Laut dan Pantai Ujung Kulon
Laut tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Taman Nasional Ujung Kulon. Beberapa pulau di kawasan ini memiliki pantai-pantai eksotis berpasir putih. Bahkan pesisir Pandeglang yang tidak masuk kawasan taman nasional juga memiliki pantai-pantai yang eksotis. Dunia laut selama geotour membawa misi edukasi untuk menginfokan cara melakukan olahraga laut yang aman. Adapun beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain diving, free diving dan snorkeling.
Mukhlis dan Ardi Yasa yang merupakan salah satu narasumber dalam acara ini menjelaskan tentang olahraga free dive dan snorkeling. Free dive sendiri saat ini telah menjadi olahraga favorit bagi banyak orang. Free dive sendiri dalam pengertian yang mudah dipahami adalah menyelam dalam kedalaman 10-5 meter tanpa menggunakan alat bantu pernafasan. Free dive dilakukan dengan berbagai alasan seperti gaya hidup, olahraga profesional dan pemecahan rekor, serta untuk alasan kesehatan. Olahraga ini tidak bisa dilakukan sembarangan karena tingkat resiko yang ditimbulkan bisa tinggi. Resiko terburuk bahkan dapat menyebabkan kematian. Orang yang ingin mencoba disarankan untuk latihan untuk berlatih di klub free diving profesional yang ada di beberapa lokasi di Indonesia. Dengan demikian mereka akan dapat mengukur seberapa kemampuan mereka dalam menyelam bebas dalam hubungannya dengan tekanan air dan faktor lainnya. Saat geotour, peserta memang tidak disarankan untuk mencoba, mereka hanya dijelaskan dan diberi sesi tanya jawab saja
Sedangkan snorkeling adalah berenang secara santai di permukaan air laut untuk menikmati keindahan bawah laut dari permukaan. Ujung Kulon memiliki beberapa spot snorkeling yang indah ditandai dengan banyaknya koral dan karang serta berbagai biota laut yang ada di dalamnya. Indonesia memang dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan terumbu karang dan biota laut salah satu terkaya di dunia. Namun keberadaan terumbu karang, seperti halnya hutan juga mengalami ancaman. Mulai dari permasalahan pencemaran laut karena sampah, minyak & lainnya, penjarahan terumbu karang, aktivitas nelayan yang tidak bertanggungjawab misalnya melakukan penangkapan ikan dengan bom dan lain sebagainya. Aktivitas snorkle yang sembarangan juga dapat merusak terumbu karang. Beberapa wisatawan bahkan sengaja menyentuh atau mematahkan terumbu karang karena penasaran atau hanya coba-coba. Hal ini yang patut dihindari oleh siapapun yang melakukan snorkeling. Terumbu karang yang rusak perlu waktu tahunan atau puluhan tahun untuk bisa kembali ke semula. Para peserta diminta untuk tidak menyentuh apapun selama snorkeling karena terumbu karang ada beberapa jenis yang mengandung racun.
Selain keindahan bawah laut, Taman Nasional Ujung Kulon juga memiliki banyak sekali pantai eksotis, pantai-pantai berpasir putih dengan background hutan-hutan yang masih hijau. Peserta juga sempat mengeksplor keindahan pantai ini.
Berbagi Melalui Travellers’ Book of Care
Salah satu misi sosial yang dibawa oleh Blacktrailers adalah semangat menghargai keberadaan masyarakat lokal di destinasi wisata yang dituju atau dikunjungi. Mereka adalah masyarakat yang hidup turun temurun di sana, dan mereka pula yang selama ini menjaga keberadaan destinasi wisata tersebut. Penting bagi setiap traveller untuk menghargai keberadaan mereka karena merekalah tuan rumah.
Sebagai salah satu bentuk apresiasi bagi penduduk lokal adalah berupa kegiatan sosial bertajuk Travellers’ Book of Care. Para peserta diminta untuk membawa buku yang kemudian akan diberikan kepada anak-anak yang ada di Kecamatan Sumur. Pada kesempatan ini terkumpul puluhan buku dari buku cerita, ilmu pengetahuan, majalah dan lainnya. Buku ini lantas dikumpulkan dan diberikan kepada anak-anak di TK Sirojuddin. Buku diberikan kepada perwakilan sekolah yang meliputi kepala sekolah, beberapa perwakilan guru dan juga murid TK tersebut. Para peserta terlihat senang ikut serta dalam kegiatan sosial ini. Dengan buku-buku ini diharapkan murid-murid di TK tersebut memiliki bahan bacaan baru yang lebih beragam sehingga mereka lebih semangat belajar dan bermain. Terima kasih kepada para peserta yang sudah ikut serta dalam kegiatan ini. Saya juga berterima kasih kepada seluruh pendukung acara seperti National Geographic, Fotokita, Sunpride, dan Pocari Sweat. Sampai jumpa di geo-tour selanjutnya!